27.1.15

Nasi Kalori Yang Terbesar Bagi Orang Indonesia



Kutips Kesehatan - Kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor, antara lain faktor usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas. Ini karena faktor-faktor ini menentukan besarnya energi yang dikeluarkan tubuh. Umumnya kebutuhan kalori berkisar antara 1.500 - 2.000 kalori perhari. 

Agar tubuh sehat dan terhindar dari kegemukan, keseimbangan asupan kalori merupakan hal yang wajib diperhatikan. Namun, pola makan tak seimbang sudah jadi kebiasaan yang dianut oleh kebanyakan orang kota. Ada banyak makanan yang bisa menyumbangkan kalori, antara lain sumber karbohidrat, protein, lemak, hingga camilan, dan minuman mengandung gula.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 pada sampel 190.000 orang dewasa berusia 18-45 tahun dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa nasi menyumbangkan hingga 44 persen dari total asupan kalori per orang per hari. 

Sementara itu kontribusi makanan lain terhadap asupan kalori relatif kecil dibandingkan nasi; minuman berpemanis tanpa susu (11 persen), kacang-kacangan (10 persen), kelompok daging merah dan daging ayam (9 persen), dan kelompok ikan dan makanan laut (7 persen). Kelima makanan ini berkontribusi lebih dari 80 persen asupan kalori sehari-hari.

Menurut Dr. Helda Khusun, peneliti senior dari South East Asian Minister of Education Organziation yang melakukan re-analisis hasil Riskesdas tersebut, minuman berpemanis tanpa susu yang menjadi sumber kalori orang Indonesia adalah kopi manis dan teh manis, yaitu secara rata-rata sebesar 10 persen. Sementara itu minuman berpemanis seperti minuman bersoda, jus buah, es pasar, sirup, atau teh kemasan, secara total berkontribusi satu persen terhadap asupan kalori.

Berat badan seseorang merupakan hasil dari keseimbangan jumlah kalori yang kita makan serta jumlah energi yang dikeluarkan. Jadi jika asupan kalori melebihi kebutuhan untuk beraktivitas, dapat terjadi kegemukan. 

Beberapa fakta juga menunjukkan, di era teknologi yang canggih seperti sekarang pengeluaran energi rata-rata penduduk semakin berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik.

Contohnya, banyak orang yang semula harus berjalan kaki dari kendaraan umum ke rumah sekarang bisa menggunakan ojek, atau orang kantoran lebih suka memakai lift untuk naik dua lantai, banyak orang dewasa bahkan anak-anak yang rajin bermain games dan menonton TV daripada beraktivitas di luar rumah.

Pada gaya hidup yang santai dan malas seperti itu akan cenderung mendorong kepada makin meningkatnya masalah kelebihan berat badan yang bisa berakibat pada penyakit degeneratif seperti diabetes, penyakit jantung, atau obesitas. 

Menurut dr.Andi Kurniawan, Sp.KO, kegemukan yang kini banyak dialami penduduk merupakan kondisi yang penyebabnya kompleks dan  tidak bisa dikaitkan dengan satu penyebab tunggal, tapi lebih pada pola asupan gizi  yang tidak seimbang  dan tidak diimbangi dengan gaya hidup yang aktif.

Setiap kalori yang masuk ke dalam tubuh juga harus diimbangi dengan kalori yang dipakai atau dibakar melalui aktivitas fisik. Kalau tidak, kelebihan asupan kalori ini akan menumpuk menjadi lemak, dan inilah awal mula terjadinya obesitas. Semakin tinggi intensitas aktivitas fisik yang dilakukan, tentunya energi yang dikeluarkan juga semakin besar.

Olahraga yang dilakukan secara rutin bukan hanya membakar kalori, membuat tubuh jadi bugar dan langsing, dan juga bisa menyehatkan tubuh dengan melakukannya, tetapi jangan berolahraga berlebihan karena tidak baik juga terhadap kesehatan . 

Artikel Terkait

Nasi Kalori Yang Terbesar Bagi Orang Indonesia
4 / 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email